Rabu, 26 Oktober 2011

Detik – detik Kelahiran Rasulullah SAW

Dan ketika Sayyidatuna Aminah binti Wahab mengandung Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Maka Allah SWT memerintahkan Malaikat Ridwan AS agar membuka seluruh pintu – pintu surga. Dan Allah SWT perintahkan Malaikat-Nya untuk mengumandangkan seruan; “Wahai seluruh makhluk, perhatikanlah oleh kalian semua. Sesungguhnya Nur Agung Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sekarang telah berada dalam kandungan ibundanya. Kelak Beliaulah yang akan muncul sebagai Nabi yang membawa petunjuk dan kabar gembira serta pemberi peringatan kepada umat manusia.” Pada saat itu pula seluruh singgasana para penguasa, raja dan kaisar di seluruh dunia jatuh, seluruh patung – patung hancur berantakan, dan lenyapnya ilmu para dukun – dukun. Dan dengan keAgungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Sayyidatuna Aminah binti Wahab banyak menerima anugerah dari Allah SWT.
·        Pada bulan pertama (1);
Ketika Sayyidatuna Aminah binti Wahab sedang tertidur datanglah Nabi Adam AS, dan Beliau berkata; “Selamat datang Wahai Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Salam Sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepada-Mu” Dan Nabi Adam AS juga memberikan kabar gembira “ Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung Junjungan seluruh umat manusia.

·        Pada bulan kedua (2);
Datangnya Nabi Sheth AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau berkata; “Selamat datang Wahai Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Wahai Utusan Allah. Salam Sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepada-Mu. Dan Beliau juga memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT ilmu ta’wil dan hadist.” Namun pada bulan ini juga Ayahanda Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yaitu Sayyidina Abdullah telah berpulang ke Hadirat Allah SWT dan dimakamkan di Abwa. Sayyidatuna Aminah sangat sedih atas peristiwa tersebut, dan tidak bernafsu makan selama beberapa hari. Namun Sayyidatuna Aminah bermimpi bertemu dengan Maryam binti Imran yaitu ibunda Nabi Isa AS. Dalam mimpinya Maryam binti Imran berkata;Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia yang paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik baik hingga kelahirannya.

·        Pada bulan ketiga (3)
Datangnya Nabi Idris AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi pemimpin yang sangat agung.

·        Pada bulan keempat (4);
Datangnya Nabi Nuh AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT pertolonggan dan kemenangan yang besar.

·        Pada bulan kelima (5);
Datangnya Nabi Hud AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT Syafa’at yang Agung pada hari kiamat.

·        Pada bulan keenam (6);
Datangnya Nabi Ibrahim AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi yang di Agungkan Allah SWT.

·        Pada bulan ketujuh (7);
Datangnya Nabi Ismail AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT Keunggulan dan Kesantunan yang sangat luar biasa.

·        Pada bulan kedelapan (8);
Datangnya Nabi Musa AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT Kitab Suci Al-Qur’an.

·        Pada bulan kesembilan (9);
Datangnya Nabi Isa AS kepada Sayyidatuna Aminah binti Wahab, dan Beliau mengatakan hal yang serupa, seraya memberikan kabar gembira “Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh Engkau telah mengandung Nabi Yang Sangat Mulia dan Utusan Allah SWT Yang Sangat Agung. Rahmat Belas Kasih Sayang Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya senantiasa melimpah kepadanya. Sungguh Allah SWT akan menjauhkan darimu segala kesengsaraan, kepayahan dan juga akan memberimu segala kemudahan.Dan pada saat itu pula Allah SWT memberikan Ilham kepada Sayyidatuna Aminah untuk menamai putranya dengan nama “Muhammad”. Karena di Kitab Suci Taurat dan Injil Beliau bernama “Ahmad”, dan di Kitab Suci Al-Qur’an Beliau bernama “Muhammad”.

Dan ketika sudah dekat detik – detik kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Ibunda Beliau yaitu Sayyidatuna Aminah binti Wahab semakin banyak mendapatkan berbagai macam anugerah dari Allah SWT, yaitu :
·        Pada Malam ke 1 :
Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga beliau (ibunda Nabi Besar Muhammad SAW), Sayyidatuna Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
·        Pada malam ke 2 :
Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Besar Muhammad SAW yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah SWT.
·        Pada malam ke 3 :
Datang seruan memanggil “Wahai Aminah… sudah dekat saatnya engkau akan melahirkan Nabi yang Agung dan Mulia, Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT.”
·        Pada malam ke 4 :
Sayyidatuna Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para Malaikat secara nyata dan jelas.
·        Pada malam ke 5 :
Sayyidatuna Aminah bermimpi bertemu dengan Nabi Allah Ibrahim AS.
·        Pada malam ke 6 :
Sayyidatuna Aminah melihat cahaya Nabi Besar Muhammad SAW memenuhi alam semesta.
·        Pada malam ke 7 :
Sayyidatuna Aminah melihat para Malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.
·        Pada malam ke 8 :
Sayyidatuna Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan “Bahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi Agung, Kekasih Allah SWT Pencipta Alam Semesta.”
·        Pada malam ke 9 :
Allah SWT semakin mencurahkan Rahmat belas kasih sayang kepada Sayyidatuna Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah ataupun sakit dalam jiwa Sayyidatuna Aminah.
·        Pada malam ke 10 :
Sayyidatuna Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
·        Pada malam ke 11 :
Sayyidatuna Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyambut kelahiran Sayyidina Muhammad SAW.
·        Pada malam ke 12 :
Tepatnya tanggal 12 Rabi’ul Awwal jam 2 pagi, Tiba-tiba  tiang rumah Sayyidatuna Aminah terbelah, dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat anggun, cantik jelita diliputi dengan cahaya yang memancar berkemilau, serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.
·        Wanita pertama :
Berkatalah Wanita Suci tersebut “Sungguh berbahagialah Engkau wahai Aminah. Tidak ada wanita di dunia ini yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti Engkau. Sebentar lagi Engkau akan melahirkan Nabi Agung Junjungan Alam Semesta Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Sesungguhnya aku ini adalah Sayyidah Siti Hawa. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.” Kemudian Sayyidah Siti Hawa duduk disamping kanan Sayyidatuna Aminah.

·        Wanita kedua :
Dan mendekatlah wanita Suci yang kedua itu, dan mengatakan “Sungguh berbahagialah Engkau wahai Aminah. Tidak ada wanita di dunia ini yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti Engkau. Sebentar lagi Engkau akan melahirkan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Seorang Nabi yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya dijadikan sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan Para Kekasih Allah SWT. Nabi Agung yang Cahayanya memenuhi seluruh alam. Sesungguhnya aku ini adalah Sayyidah Sarah istri Nabi Ibrahim AS. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu. ” Kemudian Sayyidah Sarah duduk disamping kiri Sayyidatuna Aminah.

·        Wanita ketiga :
Dan mendekatlah wanita Suci yang ketiga itu, dan mengatakan “Sungguh berbahagialah Engkau wahai Aminah. Tidak ada wanita di dunia ini yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti Engkau. Sebentar lagi Engkau akan melahirkan Nabi Agung Junjungan Alam Semesta Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Kekasih Allah SWT Yang Paling Agung, Insan sempurna yang paling Utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh makhluk-Nya. Sesungguhnya aku ini adalah Sayyidah Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu. Kemudian Sayyidah Asiyah binti Muzahim duduk dibelakang Sayyidatuna Aminah.

·        Wanita keempat :
Wanita Suci keempat itu lebih Anggun, berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat dan berkata “Sungguh berbahagialah Engkau wahai Aminah. Tidak ada wanita di dunia ini yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti Engkau. Sebentar lagi Engkau akan melahirkan Nabi Agung Junjungan Alam Semesta Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat yang sangat Agung dan sangat luar biasa. Beliau lah Junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Shalawat Allah SWT dan Salam Sejahteranya yang Sempurna. Sesungguhnya aku ini adalah Sayyidah Maryam binti Imran Ibunda Nabi Isa AS. Kami semua diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut Baginda Nabi Besar Muhammad SAW . Kemudian Sayyidah Maryam duduk didepan Sayyidatuna Aminah.

Kemudian Sayyidatuna Aminah melihat sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidatuna Aminah, mereka memanjatkan puja puji dan tasbih pada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda. Kemudian atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Sayyidatuna Aminah berbagai macam bintang – bintang diangkasa yang sangat indah berkilauan yang saling berterbangan dilangit. Dan Allah SWT memerintahkan Malaikat Ridwan AS agar menyuruh semua Bidadari supaya berdandan rapi, cantik dan memakai segala macam bentuk perhiasan, kain sutra dengan bermahkotakan emas dan intan permata. Dan Allah SWT juga memerintahkan agar menebarkan wewangian surga ke segala arah demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Dan Allah SWT memberikan tugas khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk memberitahukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit agar bersiap-siap untuk menyambut kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Maka Allah SWT berfirman kepada Malaikat Jibril AS, sebagaimana yang termaktub dalam kitab maulid Ad-Diba’i karya Al-Arif billah Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i RA“Ya Jibrilu nadi fi sa-iril makhluqat, min ahlil ardhi was samawat, bit-tahani wal bisyarat. Fa innan nural mashuna was sirral maknunal ladzi aujadtuhu qabla wujudil asy-ya-I wa ibda’il ardhi was sama-i. anquluhu fi hadzihil lailati ila bathni ummihi mas-rura, amla-u bihil kauna nura, wa akhfuluhu yatiman, wa uthahhiruhu wa ahla baitihi tath-hira”. Yang artinya “Wahai Jibril, serukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit agar menyambutnya dengan riang gembira. Karena sesungguhnya Cahaya yang terpelihara dan Rahasia yang tersimpan, yang Aku ciptakan sebelum adanya segala sesuatu dan sebelum terciptanya bumi dan langit. Malam ini Aku pindahkan kedalam perut ibunya dengan penuh kegembiraan, yang dengannya Ku-penuhi alam ini dengan cahaya. Ku-pelihara ketika dalam keadaan yatim piatu dan Aku menyucikannya beserta keluarganya dengan sesuci-sucinya.
Dan Allah SWT juga memerintahkan Malaikat Jibril AS untuk :
  • Menyerukan kepada Arwah Suci para Nabi dan Rasul agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
  • Memakai pakaian Hullah Ar-Ridwan (Pakaian khusus yang diliputi keRidhoan Allah SWT)
  • Agar turun ke bumi dengan membawa seluruh pasukan Malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin dan para Malaikat yang selalu mengelilingi Arsy demi menyambut, memuliakan dan mengagungkan kedatangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
  • Memberitahukan kepada Malaikat Malik AS agar menutup seluruh pintu Neraka.
  • Memberitahukan kepada Malaikat Ridwan AS agar membuka seluruh pintu Surga.
  •  Mengumandangkan seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke-7 dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan yang paling dalam, bahwa “Sesungguhnya, sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi Akhir Zaman, Nabi Agung Kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW ”.

Dan dengan cepat Malaikat Jibril AS melaksanakan tugas-tugasnya tersebut, Beliau membawa seluruh pasukan Malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung – gunung Makkah. Dan Sayyidatuna Aminah dengan izin Allah SWT dapat melihat gedung – gedung Syiria dan Palestina. Beliau juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para Malaikat. Yang satu di tancapkan di Jagad Timur, yang satu di tancapkan di Jagad Barat dan yang satunya lagi di tancapkan di atas Ka’bah Baitullah. Dan Beliau juga menyaksikan serombongan burung – burung bercahaya datang silih berganti memenuhi ruangan, paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut. Burung – burung itu menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang indah. Dan Sayyidatuna Aminah melihat para Malaikat datang silih berganti sambil membawa tempat dupa berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa wewangian Surga yang harumnya memenuhi seluruh jagad raya. Para Malaikat bergemuruh mengucapkan Shalawat dan Salam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sebagaimana yang termaktub dalam kitab maulid Ad-Diba’i karya Al-Arif billah Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i RA“Fahtazzal ‘arsyu tharaban was-tibsyara Waz-dadal kursiyyu haibatan wa waqara Wam-tala-atis samawatu anwara wa dhaj-jatil mala-ikatu tahlĂ®lan wa tanjidan was-tighfaraYang Artinya Maka Arsy pun berguncang penuh suka cita dan riang gembira. (Sementara) Kursi Allah bertambah wibawa dan tenang. Langit dipenuhi berjuta cahaya. Dan bergemuruh suara malaikat membaca tahlil, tamjid (pengagungan Allah), dan istighfar.”
seketika itu pula Sayyidatuna Aminah melihat bulan terbelah dan bintang – bintang berjajar rapih di atas kepala Beliau dan di samping Beliau telah ada secangkir minuman putih bening. Kemudian Cahaya yang luar biasa meliputi Sayidatuna Aminah dan datanglah burung putih berkilauan cahaya mengusapkan sayapnya kepada Sayyidatuna Aminah. Kemudian lahirlah Junjungan kita, Nabi Akhir Zaman, Pemimpin para Nabi dan Rasul, Pemimpin seluruh umat manusia, Sang Kekasih Allah SWT, Nabi Agung yang sempurna, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Dan Sayyidatuna Aminah tidak melihat apa pun, kecuali hanya sinar cahaya yang sangat Agung, tidak lama kemudian Beliau melihat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW berada di sampingnya,telah terselimuti dengan sutera putih diatas hamparan sutera hijau dalam keadaan telah terkhitan, tali pusarnya telah terpotong bersih, sedang bersujud ke Hadirat Allah SWT, dengan mengangkat jari telunjuknya seraya mengucapkan “Allahu Akbar kabiran wal-hamdulillahi katsiran wa subhanallahi bukratan wa ashila.
Dan Mukjizat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang pertama adalah ketika Beliau lahir maka api sesembahan di Persia menjadi padam, bersamaan dengan runtuhnya gedung – gedung kehormatannya. Sebagaimana yang termaktub dalam kitab maulid Ad-Diba’i karya Al-Arif billah Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i RA“Awwalu fadhilatil mu’jizati bi khumudi nari farisa wa suquthisy syurafati, wa rumiyatisy syayathinu minas sama-i bisy-syu-hubil mukhriqat, wa raja’a kullu jabbarin minal jinni wa huwa bishaulati salthanatihi dzalilun khadi, lamma ta-allaqa min sanahun nurus sathi.” Yang artinya “Mu’jizat Agung pertama Baginda Nabi Besar Muhammad SAW adalah padamnya api sesembahan di negeri Persia, bersamaan dengan runtuhnya gedung – gedung kehormatannya. Dan dilemparnya setan – setan dari langit dengan bintang – bintang yang membakar. Seketika, semua raja jin yang dengan angkuh menguasai kerajaannya menjadi hina dan tunduk. (Semua itu terjadi) ketika Cahaya Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang cemerlang memancar.

Perjalanan Nur Muhammad Yang Agung

Dan sesungguhnya manakala Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS, Nur itu pun diletakan pada tanah liat asal kejadian Nabi Adam AS. Dan ketika Nabi Adam AS telah tercipta,maka Nur itu pun di letakkan dalam punggung Nabi Adam AS, sehingga para malaikat sujud dan berbaris rapi dibelakang Nabi Adam AS untuk menghanturkan salam kepada Nur Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Kemudian Allah SWT menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS, dan menganugrahinya kecantikan luar biasa melebihi kecantikan 70 bidadari. Dan saat Nabi Adam AS terbangun dari tidurnya, beliau AS sangat terkejut saat melihat Siti Hawa dan beliau AS hendak menyentuhnya. Tetapi ketika beliau AS hendak menyentuh,terdengar seruan “Wahai Nabi Adam AS,Engkau tidak diperbolehkan menyentuhnya sebelum Engkau membayar maharnya”, maka beliau pun bertanya “apa maharnya?”. Kemudian dijawab “maharnya adalah Engkau mengucapkan shalawat sebanyak 3 kali kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW”. Setelah mengucapkan shalawat sebanyak 3 kali kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, maka dipersilahkan kepada mereka (Nabi Adam AS dan Siti Hawa) untuk bersenang – senang di surga yang sangat indah. Maka sejak itulah Nabi Adam AS dan Siti Hawa senantiasa melihat Asma Nabi Muhammad SAW terukir indah dimana – mana senantiasa berdampingan dengan Asma Allah SWT. Di setiap tempat di surga, di kamar – kamar surga, di leher – leher bidadari, di daun – daun pohon thuba, di daun – daun sidratil muntaha dan di setiap dahi para malaikat tertuliskan La ilaha ilallah Muhammadur Rasulullah.
Kemudian akibat gangguan iblis kepada mereka, maka Allah SWT menurunkan keduanya di muka bumi ini. Mereka merasakan kesedihan dan penyesalan yang luar biasa. Berulang kali Nabi Adam AS memohon ampunan kepada Allah SWT, namun belum ada jawaban dan tidak diperdulikan sama sekali. Hingga akhirnya Nabi Adam AS teringat kemuliaan dan keagungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW di sisi Allah SWT. Sehingga timbullah harapan beliau untuk memohon ampunan kepada Allah SWT dengan berwasilah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Dan berkat kemuliaan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW di sisi-Nya, maka Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Adam AS dan menerima taubatnya. Sebagaimana diriwayatkan dari Sayyidina Umar bin Khathab RA, bahwa Baginda Nabi Besar Muhammad SAW bersabda; “Manakala Nabi Adam AS bermunajat kepada Allah SWT memohon ampunan dengan berwasilah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Beliau berkata; Ya Allah, demi kemuliaan/keagungan derajat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW di sisi-Mu limpahkanlah ampunan-Mu kepadaku. Maka Allah SWT berfirman; Hai Adam, bagaimana Engkau bisa mengenal Nabi Muhammad SAW padahal Aku belum menciptakannya? Nabi Adam AS menjawab; Ya Allah, sesungguhnya tatkala Engkau menciptakanku dan memberiku nyawa, aku lihat di sekitar arasy dikelilingi kalimat La ilaha ilallah Muhammadur Rasulullah. Aku yakin bahwa sesungguhnya Engkau tidak akan mendampingkan Asma-Mu kecuali kepada makhluk yang paling Engkau cintai. Maka Allah SWT berfirman; Kamu benar wahai Adam. Sesungguhnya dia(Nabi Muhammad SAW) adalah makhluk yang paling Aku cintai, dan karena kamu telah memohon ampunan kepada-Ku dengan berwasilah kepadanya, maka Aku kabulkan permohonanmu. Dan kalau bukan karena dia(Nabi Muhammad SAW) maka Aku tidak akan menciptakan kamu.
Dan sesungguhnya para malaikat senantiasa berbaris rapi dibelakang punggung Nabi Adam AS. Lantas beliau bertanya kepada Allah SWT; “Ya Allah, kenapa para malaikat berbaris rapi di belakangku?”. Kemudian Allah SWT menjawab; “Hai Adam, ketahuilah olehmu, bahwa para malaikat-Ku senantiasa berdiri di belakangmu untuk memandang Nur kekasih-Ku Nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW”. Maka Nabi Adam AS memohon kepada Allah SWT untuk dapat melihat Nur tersebut, dan Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Adam AS tersebut. Dan setelah melihat keagungan Nur Baginda Nabi Besar Muhammad SAW maka bertambahlah kecintaan dan rasa bangga Nabi Adam AS kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Dan Beliau AS sangat menjaga kemuliaan dan keagungan Nur tersebut. Seeing setiap Beliau hendak berhubungan dengan istrinya (Siti Hawa) maka Beliau selalu bersuci terlebih dahulu dan memakai wewangian, dan Beliau memerintahkan Siti Hawa untuk melakukan hal yang sama dengan berkata “Hai istriku, bersucilah dan pakailah wewangian sesungguhnya sudah dekat saatnya, Nur Nabi Muhammad SAW yang berada dalam diriku akan berpindah dalam dirimu”. Sehingga berkat Nur Agung tersebut Siti Hawa bertambah kecantikannya setiap hari. Sejak saat itulah Nabi Adam AS tidak berani berhubungan dengan Siti Hawa demi menjaga kesucian dan memuliakan Nur Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang berada dalam diri Siti Hawa.
Tidak lama kemudian Siti Hawa melahirkan anak Laki-laki dan diberi nama “Sheth” dan Nur tersebut telah berpindah dalam diri Nabi Sheth AS. Dan setelah Nabi Sheth AS dewasa, maka Nabi Adam AS memanggil putranya (Nabi Sheth AS) dan memberikan wasiat/amanat kepadanya. “Wahai anakku (Nabi Sheth AS) sesungguhnya Allah SWT telah mangambil perjanjian kepadamu untuk senantiasa menjaga Nur Agung Nabi Besar Muhammad SAW, janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya ”. Maka Nabi Sheth AS menjaga teguh amanat tersebut dengan menikahi seorang wanita yang paling suci saat itu yang bernama Baidlo. Dan setelah dianugerahi putra maka Beliau (Nabi Sheth AS) memberikan wasiat kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Sehingga Nur Agung itu pun sampai kepada Nabi Idris AS, dan Beliau juga melakukan hal yang sama, Beliau (Nabi Idris AS) mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Hingga sampailah Nur Agung tersebut kepada Nabi Nuh AS. Begitu pula Nabi Nuh AS, Beliau juga melakukan hal yang sama. Beliau berwasiat kepada putra Beliau yaitu Sayyidina Syam untuk menjaga Nur tersebut, dan jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Dan Sayyidina Syam juga mewasiatkan kepada putranya hal yang sama. Hingga sampailah silsilah mata rantai Nur Agung Baginda Nabi Besar Muhammad SAW kepada Nabi Ibrahim AS. Dan Nabi Ibrahim AS memberikan wasiat kepada putranya yaitu Nabi Ismail AS agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Maka wasiat tersebut senantiasa terpelihara secara berkesinambungan melalui tulang sulbi yang suci yaitu tulang sulbi para Nabi dan Rasul. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang tercantum dalam kitab maulid Ad-Diba’i karya Al-Arif billah Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i RA“Qala shallallahu ‘alaihi wa sallama, fa-ahbathaniyallahu ‘azza wa jalla ilal ardhi fi zhahri Adama wa hamalaniy fis safinati fi shulbi Nuhin wa ja’alaniy fi shulbi khalili Ibrahima hina qudzifa bihi fin nar wa lam yazalillahu ‘azza wa jalla yunaqqiluniy minal ashlabith thahirati ilal arhamiz zakiyyatil fakhirati hatta akhrajaniyallahu min baini abawayya wa huma lam yaltaqiya ‘ala sifahin qath-thu” yang artinya “Baginda Nabi Besar Nabi Besar Muhammad SAW bersabda; lalu Allah Azza wa jalla menurunkan Nur itu ke bumi melalui punggung Nabi Nabi Adam AS, dan Allah membawaku ke dalam kapal dalam tulang sulbi Nabi Nuh AS, dan menjadikan Aku dalam tulang sulbi sang kekasih, Nabi Ibrahim AS, ketika ia dilemparkan ke dalam api. Tak henti – hentinya Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, memindahkanku dari rangkaian tulang sulbi yang suci, kepada rahim yang suci dan megah, hingga akhirnya Allah melahirkan Aku melalui kedua orang tuaku yang belum pernah bertemu.”
Dan sampailah perjalanan Nur Agung tersebut kepada Sayyidina Adnan, dari Sayyidina Adnan ke Sayyidina Ma’ad, dari Sayyidina Ma’ad ke Sayyidina Nizar, dari Sayyidina Nizar ke putranya yaitu Sayyidina Mudlor, dari Sayyidina Mudlor ke Sayyidina Hasyim. Dan sampailah Nur Agung Nabi Besar Muhammad SAW kepada Sayyidina Abdul Muthalib. Dan Sayyidina Abdul Muthalib menikahi seorang wanita yang paling suci pada saat itu yaitu Sayyidatina Fatimah binti Amr, maka lahirlah Sayyidina Abdullah ayahanda Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. dan Sayyidina Abdullah menikah dengan seorang wanita yang paling suci pada saat itu yaitu Sayyidatuna Aminah binti Wahab. Sehingga lahirlah Junjungan kita, Nabi akhir zaman, Pemimpin para Nabi dan Rasul, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Selasa, 25 Oktober 2011

Penciptaan Nur Muhammad

Sesungguhnya sebelum Allah SWT menciptakan segala sesuatu, yang pertama kali Allah ciptakan adalah “Nur”kekasih-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang tercantum dalam kitab maulid Simtud Durar karya Al-alamah Al-Arif billah Alhabib Ali bin Muhammad Al-Habsyi RA “Wa qad akhraja abdurrazzaqi bisanadihi an jabiribni abdillahil-anshariyyi radhiyallahu anhuma qala,qultu ya Rasulullahi bi abi wa ummi akhbirni an awwali syai’in khalaqahullahu qablal asyya,qala ya jabiru innallaha khalaqa qablal asyya’i nura nabiyyika Muhammadin shallallahu alaihi wa sallama min nurih” yang artinya “Sebagaimana diriwayatkan Abdurrazzaq dengan sanadnya yang sampai pada Jabir bin Abdullah Al-Anshari semoga Allah meridhai keduanya, bahwa beliau pernah bertanya kepada junjungan kita Baginda Nabi Basar Muhammad SAW; Wahai Rasulullah ayah ibuku sebagai tebusan Engkau, beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi Besar Muhammad SAW menjawab; Hai Jabir, sesungguhnya yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu adalah NUR(cahaya) Nabimu(Baginda Nabi Besar Muhammad SAW)”. Begitu pula yang disebutkan dalam hadits yang tercantum dalam kitab maulid Ad-Diba’i karya Al-Arif billah Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i RA“Rasulillahi shallallahu alaihi wa sallam annahu qala,inna quraisyan kanat nuran baina yadayillahi azza wa jalla qabla an yakhluqa Adama bi alfay amin yusabbihullaha dzalikan nuru wa tusabbihul malaikatu bi tasbihihi” yang artinya “Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya ada seorang Quraisy yang ketika itu masih berwujud NUR(cahaya) dihadapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, 2000 tahun sebelum penciptaan Nabi Adam AS, yang selalu bertasbih kepada Allah. Dan bersamaan dengan tasbihnya, bertasbih pula para malaikat mengikutinya.”
Kemudian Allah SWT menghendaki adanya ciptaan,Allah SWT membagi Nur ini menjadi 4 bagian.Bagian pertama Allah ciptakan pena, kemudian Allah SWT memerintahkan pena untuk menulis dan pena bertanya “Ya Allah apa yang harus saya tulis?”. Maka Allah SWT berkata tulislah ; “La ilaha ilallah Muhammadan Rasulullah”. Mendengar ucapan itu pena pun berkata “betapa sebuah nama yang indah, sungguh Agung Muhammad itu sampai disebut dengan asma-Mu yang Suci Ya Allah”. Kemudian Allah SWT berkata “wahai pena, jagalah kelakuanmu! Nama ini adalah nama kekasih-Ku, jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun, Kamu pun diciptakan dari Nur-Nya”. Mendengar ucapan itu, pena pun terbelah 2 karena takutnya kepada Allah SWT, dan tempat darimana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai sekarang pun ujungnya tetap terbelah 2. Kemudiaan bagian yang ke dua Allah SWT ciptakan Lawh-al mahfoudh, dari bagian ke tiga Allah SWT ciptakan Arsy,kemudian bagian ke empat Nur itu Allah bagi lagi menjadi 4 bagian ;
  • Bagian pertama Allah ciptakan malaikat penyangga singgasana.
  • Bagian ke dua Allah ciptakan kursi.
  • Bagian ke tiga Allah ciptakan seluruh malaikat dan makhluk langit lainnya.
  • Bagian ke empat Allah bagi lagi menjadi 4 bagian;
  • Bagian pertama Allah ciptakan semua langit.
  • Bagian ke dua Allah ciptakan bumi – bumi.
  • Bagian ke tiga Allah ciptakan jin dan api.
  •  Bagian ke empat Allah bagi lagi menjadi 4 bagian;
  • Bagian pertama Allah ciptakan cahaya yang menyoroti wajah kaum beriman.
  • Bagian ke dua Allah ciptakan cahaya dalam jantung mereka.
  • Bagian ke tiga Allah ciptakan cahaya di lidah mereka yaitu cahaya tauhid (Hu Allahu Ahad)
  • Bagian ke empat Allah ciptakan berbagai cahaya dari Nur ruh Muhammad SAW.
Diceritakan bahwa suatu saat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril, ”berapa lama sejak engkau diciptakan?”, malaikat menjawab “Ya Rasulullah saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70.000 tahun seberkas cahaya gemilang menyorot keluar dari belakang kubah singgasana Illahi, sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali.”. Kemudian Rasulullah bertanya kembali, ”apakah engkau tahu apakah cahaya itu?”, malaikat menjawab “saya tidak tahu”, kemudian Rasulullah berkata “itu adalah Nur ruh-Ku dalam dunia ruh.”

“Allahumma shalli wa sallim wa barik alaihi wa ala alih”